Home » , , » Mengemudi dengan Transmisi Otomatis

Mengemudi dengan Transmisi Otomatis

Unknown | 10:32:00 PM | 5komentar



Era mengemudi kendaraan automatic di Indonesia khususnya di kota-kota besar mulai menjadi trend mulai awal 90’an sedangkan di kota-kota kecil banyak orang menganggap memiliki kendaraan automatic bukanlah menjadi pilihan utama dengan berbagai alasan, al: Kalau mogok gak bisa didorong, kalau rusak biaya nya tinggi dll.


Tujuan dibuatnya transmisi automatic adalah untuk kenyamanan khususnya pada medan-medan city driving yg umumnya stop n go yang kadangkala cukup melelahkan bagi pengemudi, dengan adanya transmisi ini sipengemudi tidak perlu repot-repot harus nginjak kopling dan memindah gigi setiap kali putaran mesin turun atau naik. Kendaraan ber-transmisi automatic dipopuler kan pada tahun 1940 oleh Oldmobile (Amerika) , pada dekade 50’an para produsen mobil di Amerika nyaris semua nya mengeluarkan produk ber-transmisi automatic.
Mobil-mobil bertransmisi automatic memiliki beberapa initial pada stick gearnya: P - R – N – D ada lagi dengan inisial : P – R – N – D4 –D3- +- dan M- (pada transmisi Triptonic) :



  • P- atau “Parkir” pada posisi ini secara mekanikal akan mengunci gigi, membuat posisi gigi tidak dapat dipindahkan. Posisi ini digunakan pada saat ketika kendaraan akan berhenti untuk parkir atau dimatikan. Disarankan untuk keamanan dan menjaga umur komponen transmisi agar menggunakan Parking Brake saat posisi P dipilih dan baru bisa digunakan saat kendaraan dalam keadaan completed stop. Ketika stick gear akan dipindahkan pada beberapa kendaraan yang menggunakan pin pengunci, si pengemudi harus menekan kebawah terlebih dahulu stick nya baru stick gear bisa dipindahkan, bahkan ada juga kendaraan yang menuntut si pengemudi menginjak pedal rem dulu baru stick gear tersebut bisa pindah,
  • R – atau “Reverse/Mundur” ini sama halnya dengan gigi mundur. Untuk menggunakannya, pastikan kendaraan dalam keadaan completed stop jangan sampai roda-roda masih bergerak, jika ini diabaikan maka potensi kerusakan adalah konsekwensinya. Untuk keamanan memindahkan ke gigi ini si pengemudi harus melepaskan penguncinya, dengan cara menggerakan kesamping atau menekan stick kebawah,
  • N – atau “Neutral/Freewheel” pada posisi ini hubungan tenaga dari mesin tidak terteruskan ke transmisi sehingga walaupun putaran mesin dinaikan kendaraan tetap tidak akan bergerak. Untuk memperpanjang umur komponen transmisi posisi ini digunakan ketika pengemudi sedang tidak bergerak atau ‘idle’ di traffic light, untuk keamanan saat stick diposisikan pada N hand brake harus digunakan,
  • D – atau “Drive/Maju” membuat kendaraan bergerak maju sampai gigi 3 atau 4 atau gigi 5-6 (pada mobil VW/Audi Direct Shift Gear box) atau sampai gigi 7 (pada mobil Mercedes 7G gearbox) bahkan dimobil Lexus terbaru sampai dengan gigi 8,
  • D2 dan D1 – mempunyai fungsi bahwa transmisi jika dipilih oleh si pengemudi maka perpindahan gigi secara otomatis hanya sampai pada gigi 2 atau 1 saja. Pemilihan gigi ini biasnya digunakan bergantung kebutuhan seperti jalan yg dilintasi buruk/licin sehingga memerlukan pergerakan perlahan (crawling seakan merangkak kepiting) atau ketika kendaraan harus bergerak dari “0“ speed dipermukaan lintasan menanjak yg curam dengan beban berat (full loaded),
  • E & S “Eco Driving dan Sport“ kadang kala pada kendaraan bertransmisi automatic ada sebuah tombol bertanda tersebut. Sesuai namanya pada kondisi normal sistim transmisi ini akan berada pada posisi E perpindahan kickdown akan terjadi pada putaran ekonomis (terasa pendek-pendek) sedangkan S, jika si pengemudi ingin memperpanjang kickdownnya pada putaran mesin maksimal sehingga perpindahan gigi terjadi pada saat rpm cenderung tinggi dari kondisi normalnya.

Photobucket
Pada mobil-mobil bertransmisi model Triptonic ada initial + - atau M, model transmisi automatic ini membuat pengemudi bisa memindah-mindahkan tuas gear nya sesuai kebutuhan seperti pada transmisi manual. Ada sebagian orang canggung dengan penggunaan transmisi automatic khususnya saat situasi emergency, biasanya pada saat ini untuk memperpendek jarak stopping distance mereka memerlukan down shift untuk mendapat engine brake maksimal pada mobil manual. Sebenarnya hal ini dapat – dapat saja dilakukan pada mobil bertransmisi automatic, caranya :
  • Rem dalam – dalam dan tahan (jika ABS),
  • Pastikan Putaran mesin sudah turun selanjutnya,
  • Pindahkan stick ke D2 dan lepas pedal rem supaya mendapat efek engine brake, jika putaran mesin terlalu tinggi (over rev),
  • Injak pedal rem dalam –  dalam dan tahan.
Dengan cara diatas sipengemudi akan mudah mendapatkan engine brake yang diperlukan sebagaimana pada mobil bertransmisi manual. Agar menjadi perhatian ketika situasi ini terjadi pada saat sipengemudi memindahkan gigi ke D2 dan terindetifikasi bahwa drive wheel terkunci (roda terkunci/blocked atau terdengar derit ban), segera pindahkan gigi ke posisi D (ke gigi normal).
Ada kebiasaan yang harus dilakukan pengendara mobil matic yaitu selalu menempatkan kaki kiri secara bebas (FREE) sementara kaki kanan bermain di antara pedal gas dan rem. Mengemudikan mobil matic untuk mengontrol pedal rem dan pedal accelerator cukup menggunakan kaki kanan saja, sehingga saat ingin mengerem secara otomatis sudah terjadi ’engine brake’ ketika kaki berpidah ke pedal rem. Kesalahan yang kadang terjadi adalah saat pengemudi menggunakan kaki kiri untuk mengontrol pedal rem sehingga sering terjadi pengereman yang tidak efektif.
Photobucket

Penggantian Oli Transmisi Otomatis Perlu diperhatikan





Rasa khawatir muncul terhadap transmisi otomatis mobil anda. Tansmisi otomatis lebih kompleks jika dibandingkan dengan transmisi manual, sebagian pengendara menilai bahwa jika mengalami kerusakan, ongkos perbaikan transmisi otomatis akan sangat mahal harganya.

Dengan kemajuan teknologi serta komponen yang lebih maju, kecemasan semacam itu memang sangat wajar. Namun, ada cara yang jauh lebih produktif dalam menghadapi masalah ini, yaitu: mencegah munculnya masalah sekecil apapun pada transmisi otomatis.

Cara pencegahan ini bisa dilakukan,salah satunya adalah dengan melalui perawatan yang benar. Pada intinya, perawatan transmisi otomatis dikonsentrasikan di seputar oli. Perawatan oli yang kurang bisa menimbulkan masalah-masalah berat pada transmisi otomatis. Oleh sebab itu dua kunci yang paling penting adalah:

1. Periksa kuantitas oli secara periodik. Jika terjadi kekurangan maka tambahkanlah dengan oli sejenis sesuai dengan ketentuan pabrikan atau buku pedoman dari pabrikan.
2. Lakukan penggantian oli transmisi setiap kelipatan 20.000 km. (Bagi pengguna oli dengan tipe ATF T-IV, penggantian bisa pada kelipatan 100.000 km). Pada kendaraan yang mempunyai lampu indikator oli, gantilah oli pada saat lampu indikatornya menyala (sebagi tanda oli harus diganti).
Pada transmisi otomatis, selain berfungsi sebagai penghantar, oli juga berfungsi sebagai pelumas. Apabiala terlalu encer atau terlalu kotor, maka daya lumasnya akan berkurang. Akibat berikutnya, daya hantar pun kurang sehingga oli transmisi pun menjadi lebih cepat panas.
Oli yang panas pada tranmisi akan menyebabkan kanvas-kanvas kopling hidrolik dan kanvas rem yang ada di transmisi tersebut cepat aus. Bahkan, kanvas-kanvas tersebut bisa terbakar. Jika sudah terbakar maka komponen ini tidak bisa lagi meneruskan tenaga yang dihasilkan oleh mesin ke penggerak roda. Inilah yang bisa membuat mobil mogok.
Pada transmisi otomatis juga harus salalu diperiksa dari kemungkinan terjadinya kebocoran. Kebocoran oli transmisi biasanya terjadi karena seal-seal pada transmisi otomotis yang sudah aus atau rusak. Akibat bocornya oli, praktis kuantitasnya akan berkurang. Kekurangan akan mengakibatkan daya lumas menjadi berkurang. Efek terparah bisa sama dengan di atas: kanvas-kanvas bisa terbakar.
Oleh sebab itu, lakukan dua pemeriksaan sederhana. Agar kenyamanan menggunakan kendaraan bertransmisi otomatis menjadi maksimal. Seperti yang diketahui bahwa, transmisi matik memberikan keuntungan yang jauh lebih besar kepada pengguna kendaraan. Akan mengurangi kelelahan. Karena, tidak perlu menginjak pedal kopling dan memindahkan gigi-gigi transmisi. Ini akan sangat terasa terutama saat melintas di jalur macet. Perpindahan gigi secara otomatis berjalan lembut pada kecepatan sesuai kondisi pengendaraan. Hal ini akan menghilangkan kesulitan saat mengemudikan kendaraan.
Mencegah beban berlebih pada mesin dan pemindah daya, sebab semaunya dihubungkan secara hidrolis. Pada jalur yang menanjak, transmisi matik mencegah kendaraan bergerak mundur bila persneling di posisi D, 2 atau L. (Untuk mencegah kendaraan meluncur sendiri pada saat turunan, gunakan perseneling pada posisi 2 atau L, karena pada posisi ini terdapat engine brake.
 

Share this article :

5 komentar:

Unknown said...

Walopun GA punya mobil tapi ane jadi tau nih. Makasih. Maju terus

Unknown said...

Walopun GA punya mobil tapi ane jadi tau nih. Makasih. Maju terus

Unknown said...

Sudah jelas kalau menyetir Mobil dengan Transmisi Otomatis itu lebih mudah daripada Mobil dengan Transmisi Manual, cuma kita harus hati2 kalau menyetir Mobil di Jalur Pegunungan. Saya pernah memindahkan tuas Transmisi Otomatis ke L / 1 di jalan turunan tempat parkir di Mall tetapi "Rem Mesinnya" tidak bekerja sama sekali.

Unknown said...

Tipsnya oke deh bisa bikin mudah belajar bawa mobil matic. Ini artikel bagus juga cara mengemudi mobil matic untuk yang lagi belajar mobil matic.

asuransi mobil garda oto said...

terimakasih informasinya

Post a Comment

Berkomentarlah dengan sopan sob, awali dengan do'a :)

 
Support : Creating Website | JohnyTemplate | Mas Template
Copyright © 2011. Muhammad A. K. A - All Rights Reserved